PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTHIC HIERARCHI PROCESS DALAM MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN PENGEMBANGAN DESA DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KALIMANTAN SELATAN

  • Heru Kartika Candra Prodi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Emy Iryanie Prodi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Heldalina Heldalina Prodi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Slamet Riyadhi Prodi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin
Keywords: Pengembangan Desa, Fuzzy Analiytic Hierarchi Process, Desa Tertinggal

Abstract

Daerah tertinggal menurut Peraturan Presiden Nomor 131/2005 Tahun 2015 adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Indikator daerah tertinggal disebabkan oleh factor geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana prasarana, daerah rawan bencana dan konflik social dan kebijakan pembangunan. Program penanggulangan kemiskinan, program Inpres Desa kurang berkembang (IDT), maupun program–program bantuan lain merupakan suatu program pembangunan desa terpadu yang secara umum dimaksudkan untuk mengangkat derajat hidup orang desa, mengubah kondisi desa yang terpencil, memperbaiki prasarana fisik desa, membuka akses transportasi dan traksansi ekonomi, memberikan layanan dasar bagi orang desa, memerangi kemiskinan dan kebodohan, membuat desa menjadi modern, dan lain – lain. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dari 148 desa yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pemerintah daerah setempat masih kesulitan dalam menetapkan desa mana yang memang perlu mendapat bantuan sebagai kategori status desa kurang berkembang, karena belum adanya sistem atau metode yang digunakan untuk menentukan status desa yang bersangkutan, dengan melihat beberapa kriteria yang ada.

Untuk mengatasi masalah dalam menentukan kawasan (desa) kurang berkembang yang ada di kabupaten Hulu Sungai Selatan khususnya di Kecamatan Angkinang, maka perlu dibangun suatu aplikasi dengan menggunakan metode Fuzzy Analitycal Hierarchy Process yang diharapkan dapat membantu pemerintah daerah Hulu Sungai Selatan dalam menetapkan desa yang perlu mendapatkan bantuan. Pada penelitian sebelumnya bahwa dengan menerapkan metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process diperoleh hasil bahwa menurut aktivitasnya komponen yang berkontribusi dominan pada perekonomian Provinsi Bali, sehingga metode ini bisa memberikan prioritas antara sektor tersier, kelompok subsektor primer, kelompok subsektor sekunder dan subsector tersier. (Adnyana, Tjokorda GAF, 2016).

Pada penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan aplikasi berbasis metode Fuzzy AHP pada kasus ini, hasilnya kurang dapat digunakan sebagai perhitungan alternatif yang lebih efektif dibandingkan dengan perhitungan menggunakan cara manual, hal ini dilihat dari kesesuaian hasil dengan perhitungan menggunakan metode Fuzzy AHP sebesar 45%.

Published
2018-12-25